ASSALAMUALAIKUM :)

Tuliskan rencana kita dengan sebuah pensil tapi berikan penghapusnya pada Tuhan. Izinkan Dia menghapus bagian-bagian yang salah dan menggantikan dengan rencana-Nya yang indah di dalam hidup kita..

Dalam kehidupan ini kita tidak dapat selalu melakukan hal yang besar.
Tetapi kita dapat melakukan banyak hal kecil dengan cinta yang besar.
(In this life we can not always do great things. But we can do small things with great love)

Semoga Allah sllu memberikan yang terbaik & terindah dalam hidup serta langkah ini :))

Januari 27, 2013

Banjir..oh..Banjir... *Ini PR Siapa???**

Banjir lagi Banjir lagi.....!!!!
Masalah lagi...Masalah lagi....
Ribut sana, Ribut sini...
Anak-anak semakin banyak yang putus sekolah, kekerasan dimana-mana...
Kemana kemana, makin gak aman...
Copet, Rampok, Narkoba, Perilaku kebablasan, Korupsi (KKN),,

Ini PR siapa??? Pemerintah atau siapa???*silahkan tanya dan jawab sendirilah...**
(Ini adalah PR kita semua, yang ngakunya berbangsa satu, bangsa Indonesia tercinta...
Harusnya kita bangga dengan Bangsa kita, kita harus bersyukur, berterima kasih dan hormat sama para pejuang terdahulu.. 
Bayangin kalo tidak ada pejuang sebelum kita, kalo negeri kita belum merdeka. Mungkin kita tidak akan pernah bisa merasakan pendidikan,keamanan, tempat tinggal yang nyaman, terutama persamaan gender (buat kaum hawa) dan lain sebagainyalah...
Untuk para penguras uang rakyat, sadarlah kalian juga gak akan bisa menikmati hasil kekayaan yang ada!!!!..Jadi, jangan hanya mementingkan kantong sendiri, pikirkan juga nasib bangsa selayaknya para pejuang memikirkan nasib semua rakyat. Tidakkah kalian merasa miris melihat nasib anak bangsa, sementara kalian sibuk memenuhi pundi-pundi dengan uang negara namun masih banyak pembangunan tidak merata, anak-anak terlantar. jangankan untuk sekolah, untuk makan saja harus mikir berjuta kali mungkin...
Hempp, ironi memang, dibalik bangunan pencakar langit yang megah tinggi nah mewah, terselip rumah-rumah kardus yang entah beranta didalamnya tergambar kelaparan, kekurangan dan penderitaan...
(Mungkin diantara kita, ada yang sempat berpikir "kalau ada yang hidupnya menderita,itu kan salah mereka?? siapa suruh mereka tidak berusaha?? 
Haloooo Dunia, mungkin benar statment itu tapi sadari n ketahuilah satu hal "Tidak ada dan bahkan tidak akan pernah ada yang memilih hidup seperti itu, namun terkadang setiap orang butuh kesempatan untuk berusaha"... Bagaimana mereka mampu berusaha, jika tidak pernah ada kesempatan, tidak ada ruang gerak dan jika semua selalu didominasi oleh kekuasaan n pembatasan terhadap sejumlah kasta (bahkan terlalu mencolok jurang pembeda antara yang punya materi berlimpah dan yg tidak punya sama sekali)!!!...
Oh Negeriku, negeriku.... yang katanya kaya tapi SDA yang ada malah di eksploitasi secara berlebihan sama orang-orang yang berkantong tebal dan bangsa lain... Sadar ga sih??? kita sudah merdeka dari jaman dulu (1945). Tapi entah sadar apa tidak, yang jelas kita kok kayaknya gak sadar kalo kita masih dijajah kaum sendiri dan bangsa asing yang sudah mengusai sejumlah project vital + punya perusahaan di negara kita. Kalo gini kapan kita sejahterah nya (sejahterah dalam arti pembangunan merata n pendidikan yang setara dari sabang sampai marauke... "upz, sekarang gak sampe marauke lagi kan udah ada bagian kawasan di ujung timur negara yang merdeka sendiri")..???
(Hempp, hanya bisa berdoa semoga negeri ini mampu benar-benar merdeka n kita sebagai individu,generasi penerus semoga jiwa nasionalisme n nilai-nilai budaya Indonesia masih kita junjung tinggi dan kita realisasikan dengan apa yang bisa kita lakukan...) Semoga saja, karena yakin harapan itu masih ada dan masih begitu banyak anak bangsa yang peduli dan benar-benar ingin membuat citra bangsa ini lebih maju sejahtera dengan realisasi kemerdekaan yang sesungguhnya...
#nah loh, kok saya jadi nulisnya begini yah, mungkin ini salah satu ekspresi rada miris liat orang-orang yang doyan korupsi KKN eh tapi malah bebas berkeliaran. biarpun mereka di penjara juga, kayaknya cuma ngabisin uang negara buat ngasih makan.. kenapa gak semua harta yang didapat dikembalikan ke rakyat dan dimanfaatkan semaksimal untuk pembangunan psikis n material usaha rakyat spenuhnya??? Entahlah, kenapa bisa begini..mungkin sangat perlu regenerasi dan perubahan signifikan untuk bisa mengubah ini semua... Rasanya dulu sewaktu saya masih SMP, saya pernah ingat disuruh menghapal pasal di pelajaran PPKN yang intinya "kalau sumber daya alam dimanfaatkan semaksimalnya dipergunakan untuk kepentingan rakyat"..tapi, perlu digaris bawahi kalau dalam mengeksploitasi SDA, harus juga memperhatikan faktor lingkungan n keberlanjutan untuk generasi mendatang donk yah...
yang intinya, kalau kita mau maju ya harus meniru dengan yang sudah maju terlebih dahulu.. 
Semoga kita bisa meniru n bisa belajar banyak dari negara-negara yang maju. semoga ini bisa menjadi PR dan respect kita bersama untuk sama-sama memulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, sadari bahkan tindakan kecil kita akan memberika sumbangsih n perubahan yang cukup signifikan yak.. Aamiin


Bandung 2013
By : MJ


Waduhhh, tadinya saya mau coba merepost tentang masalah banjir... kok malah jadi masalah nasionalisme ya...*maaf maaf lagi rada ngak nyambung nih..hehe..*
Hempp, saya masih pengen nulis lagi nih..tapi, tetep di judul yang ini aja...kembali ke masalah banjir ya teman... gak sengaja pas iseng saya, liat2 browsing geje..eh ketemu ttg artikel yang bagus... saya ijin re-post ya..hehe :)

Ngomong-ngomong soal banjir...
Rasanya hampir di sebagian wilayah indo terkena banjir, ini sih harusnya udah jadi masalah nasional dan masalah klasik tentunya.. sejumlah kawasan terutama dataran rendah banjir apabila tiba musim penghujan, tapi bisa ironinya kalau kemarau, benar-benar kekurangan air..
Banjir..oh...banjir... 
Penyebabnya sih banyak??? sejumlah diantaranya adalah jumlah sampah, masalah box culvert sebagai crossing jalan, pembangunan gedung-gedung yang tidak memperhitungkan daerah resapan, dan juga kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan dan berbagai penyebab lainnya.
so, Solusi nya gimana??? Disamping jangan buang sampah sembarangan, dan jaga kebersihan lingkungan sekitar, harus juga ada peran pemerintah dalam sistem infrastruktur pengairan yang ada di negara kita.. Singkatnya, kalau mau perubahan ya kita harus bisa meniru negara yang sudah maju, kita bisa belajar dari sejumlah negara maju yg memiliki sistem pengairan yang bagus.. Salah satu contoh negaranya adalah 

Belanda.. ya Belanda...
Hempp, ya walaupun “Belanda”, Negara Kincir Angin ini pernah menjajah Indonesia selama tiga setengah abad lamanya.. Namun, negara dengan sistem pengelolaan air terbaik di dunia. selayaknya kita belajar banyak dari sini.. Berikut seputar kilas "Sistem Drainase di Belanda"

(dikutip dr: http://cumulonimbuss.wordpress.com/2011/03/08/belajar-drainase-dari-negeri-kincir-belanda/)

Banyak bangsa yang memiliki inovasi luar biasa dalam penataan kota, namun tidak banyak Negara yang berhasil dalam meingintegrasikan tata ruang dan tata air dengan harmoni seperti Belanda.
Belanda telah banyak memberikan kontribusi terhadap pengelolaan sistem air di dunia termasuk di Indonesia. Kotabaru atau dulu disebut Nieuwe Wijk merupakan sebuah kawasan di tengah kota Yogyakarta yang pada   mulanya adalah permukiman warga Belanda. Dibangun pada tahun 1920. Nieuwe Wijk adalah sebuah produk perencanaan kota yang matang. Mulai dari desain kawasan dengan pola radial yang sangat rapi; bangunan-bangunan kuno dengan arsitektur indies, landscap cantik dengan kehadiran boulevard, taman dan pepohonan yang rindang sepanjang  jalan, hingga infrastruktur yang tentu saja direncanakan dengan amat cermat. Belanda memang pakar dalam perencanaan infrastruktur kota.
Nieuwe Wijk adalah sebuah permukiman yang sehat. Saluran air bawah tanah (assainering) untuk mengelola limbah rumah tangga dibangun untuk mencegah pencemaran lingkungan, sementara itu sistem drainase bekerja dengan baik ketika hujan deras mengguyur kota. Air larian digelontorkan dengan lancar melalui selokan-selokan yang dirancang menyesuaikan kontur kawasan. Dari selokan-selokan kecil, air dialirkan ke selokan-selokan yang lebih besar dan pada akhirnya bermuara di pembuangan akhir Sungai Code. Berkat sistem drainase tersebut, hujan lebat yang melanda nyaris tak pernah menyisakan genangan di jalanan, apalagi luapan banjir yang mengganggu aktivitas warga.

Tidak hanya itu, Perhatian Belanda dalam urusan tata air ini juga dicurahkan pada perencanaan pembangunan  Batavia-istilah bagi Jakarta tempo dulu. Sejarahnya, Batavia di tahun 1918 pernah dilanda banjir besar yang memakan banyak korban jiwa. Oleh Departement Waterstaat kala itu, seorang ahli hidrologi Belanda bernama Van Breen ditunjuk untuk menyusun rencana pencegahan banjir secara terpadu. Konsep dari rencana tata air yang dibuat oleh Van Breen secara prinsip terinspirasi oleh pengalaman dalam mengendalikan banjir kota-kota di negeri Belanda yang secara geomorfologis kondisinya mirip dengan Batavia yaitu sama-sama berada di bawah permukaan air laut. Van Breen mengusulkan pengendalian aliran air dari hulu sungai dan membatasi volume air masuk ke wilayah Batavia. Konsep Van Breen tersebut menjadi pedoman bagi upaya pencegahan banjir di masa-masa selanjutnya. Kini, kita pun mengenal Banjir Kanal Barat dan Timur serta polder-polder yang dibangun sebagai bagian yang terintegrasi untuk mengendalikan banjir Batavia. Konsep fundamental tersebut masih sangat relevan hingga saat ini. Fakta tersebut menunjukkan betapa majunya pola pikir para insinyur Belanda di masa lalu dalam rangka menyelamatkan Batavia dari banjir. Namun, tingginya tingkat urbanisasi  di wilayah  Jabodetabek dan parahnya pengrusakan lingkungan di daerah hulu membuat upaya pengendalian banjir menjadi belum maksimal saat ini.

Selain di Indonesia, juga tercatat bahwa ketika Badai Katrina melanda New Orleans dan menimbulkan banjir besar, pakar hidrologi Belanda pulalah yang diundang oleh pemerintah AS untuk membenahi sistem drainase disana.


Belanda adalah daratan yang berasal dari tumpukan pasir yang terbawa aliran sungai-sungai di pedalaman Eropa yang akhinya menagalami sendimentasi. Endapan pasir selama ribuan tahun menjelma menjadi dataran Nederlanden—sebutan bagi Belanda yang bermakna negeri di dataran rendah—di sekeliling delta Sungai Rhine, Scheldt dan Meuse. Selain itu, secara tidak langsung air juga berkontribusi dalam perkembangan ekonomi Belanda. Berbagai komoditas dari penjuru Eropa dapat diangkut melalui pelayaran pedalaman baik melalui kanal maupun sungai menuju pelabuhan Rotterdam, sehingga menjadikan Belanda sebagai salah satu simpul dagang utama di dunia.


Belanda menerapkan sistem reklamasi lahan melalui sistem polder yang kompleks untuk mempertahankan wilayah Belanda dari ancaman banjir dan air pasang. Polder merupakan sistem tata air tertutup dengan elemen meliputi tanggul, pompa, saluran air, kolam retensi, pengaturan lansekap lahan, dan instalasi air kotor terpisah. Sistem polder mula-mula dikembangkan Belanda pada abad ke-11 dengan adanya dewan yang bertugas untuk menjaga level ketinggian air dan untuk melindungi daerah dari banjir (waterschappen). Kemudian sistem polder ini disempurnakan dengan penggunaan kincir angin pada abad ke-13 untuk memompa air keluar dari daerah yang berada di bawah permukaan air laut. Dengan semakin banyaknya pembangunan sistem hidrolik inovatif di negeri Van Oranje tersebut, polder dan kincir angin akhirnya menjadi  identik dengan Negeri Belanda.

Belanda sebagai negara yang tak pernah berhenti berupaya melahirkan inovasi. Perjuangan melawan banjir telah dilakukan Belanda hampir selama satu milenium. Lebih dari seratus bencana banjir pernah menyerang Belanda dalam kurun waktu tersebut. Salah satu bencana banjir yang paling memakan banyak korban adalah yang terjadi pada tahun 1953. Sebagai reaksi preventif, Pemerintah Belanda membuat Proyek Delta (Delta Works/ Deltawerken), yaitu pembangunan infrastruktur polder strategis untuk menguatkan pertahanan terhadap bencana banjir. 
Secara konsep, Proyek Delta ini akan mengurangi resiko banjir di South Holland dan Zeeland untuk sekali per 10.000 tahun. Meskipun Proyek Delta telah selesai tahun 1997, masih ada ancaman kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim yang mendorong Belanda untuk terus-menerus menyempurnakan sistem poldernya. Ini adalah perjuangan berat jangka panjang bangsa Belanda dalam menaklukan air.

Kembali kepada masalah banjir, yang belakangan ini sering terjadi di hampir di seluruh kota besar di Indonesia. Maka hal yang bijak kiranya jika kita mulai belajar sistem drainase kepada sang suhu “Belanda”.

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...